Monday, 26 September 2022

Explore Wisata Budaya Tana Toraja: Jelajah Wisata Budaya Tahun 2022 UKM Pramukaa UNM mengeksplore keunikan Desa Kete' Kesu

 

Foto Bersama di Wisata Kete' Kesu Toraja Utara

Kabupaten Tana Toraja merupakan sebuah kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008, bagian utara wilayah kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Toraja Utara.

Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias sehingga, daerah ini menjadi salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.

Pada tanggal 24 September 2022, Panitia Jelajah Wisata Budaya UKM Pramuka UNM melakukan perjalanan menuju Kete' Kesu untuk pembuatan video reporter dan wawancara bersama narasumber warga lokal setempat. Panitia yang ikut dalam perjalanan ini merupakan panitia yang terpilih sebagai tim untuk perjalanan ke Tana Toraja.

Suasana Menjelajahi Kete' Kesu Toraja Utara

Kete' Kesu menjadi salah satu titik untuk pembuatan video reporter dan wawancara narasumber terkait keunikan yang ada di Kete' Kesu. Kete' Kesu merupakan desa tradisional di Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kete' Kesu merupakan desa tertua di Sanggalangi, usianya diperkirakan mencapai 400 tahun. Desa Kete' Kesu seperti museum hidup, wisatawan yang berdatangan ke desa ini akan melihat tradisi unik masyarakat Toraja.

Harga tiket masuk Desa Kete' Kesu sebesar Rp 15.000. Wisatawan diluar provinsi yang ingin mendatangi Kete' Kesu, Anda harus naik pesawat menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan melalui perjalanan darat. Terdapat bus dari Makassar menuju Rantepao Toraja. Perjalanan menuju Rantepao akan ditempuh dalam waktu delapan jam. Setelah itu, Anda harus melanjutkan perjalan ke Desa Kete Kesu dalam waktu satu jam. Jarak tempuh dari Makassar menuju Desa Kete Kesu kurang lebih 316 Km.

Kawasan Kete' Kesu menyediakan warung makan, penjual minuman, pusat oleh-oleh khas Tana Toraja, dan yang menjadi icon nya ialah Rumah Adat Tongkonan dan Pemakaman dalam goa alam dan goa pahat.

Di desa ini, wisatawan dapat melihat rumah adat Tongkonan yang berjajar rapi serta upacara adat rambu solo, yang merupakan upacara kematian. Rumah Tongkonan yang diperkirakan berusia lebih dari 300 tahun ini ditempati sekitar 20 keluarga.

Salah satu rumah adat Tongkonan di Desa Kete' Kesu telah diubah menjadi museum. Museum tersebut berisi benda-benda bersejarah, keramik Tiongkok, patung, belati, parang, hingga bendera pertama yang pernah dikibarkan di Toraja.

"Setiap rumah adat tongkonan memiliki maknanya masing-masing. Seperti  kepala kerbau berwarna belang memiliki peranan untuk menjaga wilayahnya dan menjadi kepala suku diantara semuanya, rumah adat tongkonan dulunya hanya dibuat oleh warga bangsawan. Tanduk memori sebagai memori jabatan, pimpinan berada ditengah." (Narasumber)

"Terkait pemakaman, yang sering kita datangi seperti pemakaman di Londa itu merupakan Goa Alam yang siapa saja bisa mengunjunginya. Sedangkan, untuk pemakaman keluarga bangsawan dibuat khusus diatas tebing yang dinamakan Goa Pahat dan hanya keluarga yang bisa mengunjunginya." Tambahnya.

 

Penulis: A. Saskia Dwi Afika Idrus

Load disqus comments

0 comments