Makassar, 8 November 2025−Rangkaian program "Jelajah Wisata Budaya" oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Universitas Negeri Makassar (UNM) melanjutkan ke destinasi ketiga, Museum Kota Makassar. Dalam kunjungan ini, para peserta tidak hanya menyaksikan perkembangan kota dari masa ke masa, tetapi juga dibuat terkagum oleh temuan sejarah yang menegaskan peran pelaut Makassar sebagai penjelajah Nusantara pertama yang mencapai benua Australia.
Setibanya di lokasi, bangunan museum yang pernah berfungsi sebagai Balai Kota pertama pada masa kolonial Belanda itu langsung menyambut kedatangan rombongan dengan suasana klasik dan nuansa sejarah yang kuat. Arsitektur bangunan yang terawat dengan baik memberikan kesan bahwa jejak masa lalu Kota Makassar masih terjaga dengan baik.
Di dalam museum, para peserta disuguhkan dengan berbagai koleksi di ruang pameran utama. Mulai dari arsip visual perkembangan kota, miniatur Benteng Somba Opu, hingga dokumentasi perjalanan Makassar sejak era kerajaan hingga menjadi kota modern. Setiap sudut ruangan bercerita tentang transformasi Makassar menjadi kota pelabuhan yang vital dan menjadi pusat pertemuan berbagai bangsa.
Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika kami diarahkan ke bioskop mini di lantai dua. Di sana, kami menyaksikan trailer film Marege yang menceritakan hubungan antara sejarah pelaut Makassar dengan suku Aborigin Yolngu di Australia Utara. Setelah usai pemutaran, pemandu wisata memberikan penjelasan.
“Orang yang pertama kali menemukan benua Australia adalah orang Makassar. Film ini bercerita tentang itu, bagaimana hubungan budaya pada saat itu. Bahkan, penggunaan bahasa Makassar menjadi bahasa yang diserap oleh suku Aborigin. Ada sekitar 400 pemahaman bahasa Makassar yang menjadi bagian dari bahasa mereka,” jelasnya.
Penjelasan tersebut membuka wawasan baru bahwa hubungan Makassar dan Australia tidak hanya sekedar perdagangan teripang, tetapi telah membentuk jembatan persaudaraan budaya yang kuat selama berabad-abad. Fakta ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Makassar telah melakukan interaksi global jauh sebelum istilah “globalisasi” dikenal.
Selain menemukan sejarah global, peserta juga diajak mengenal sosok pemimpin lokal yang inspiratif melalui ruang peninggalan Wali Kota Makassar HM Dg. Patompo. Ruangan yang terjaga keasliannya, lengkap dengan meja kerja, peta kebijakan, dan pakaian dinas, memberikan gambaran akan seorang pemimpin yang sederhana, disiplin, dan melanggar tinggi bagi kemajuan kotanya.


0 comments