Ilustrasi Peserta Didik Berusaha Konsentrasi
Pandemi
yang melanda Dunia pada tahun 2019 membawa banyak perubahan salah satunya
diberlakukan kebijakan social distancing.
Perubahan tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, hingga perubahan pada sistem
pendidikan. Keputusan tersebut membuat proses pembelajaran yang mulanya
dilakukan di sekolah secara tatap muka menjadi di rumah secara daring atau online. Hal ini dilakukan untuk
menghindari potensi terjadinya kerumunan.
Kebijakan ini tidak hanya guru dan
peserta didik yang terkena imbasnya, orang tua juga merasa kewalahan.
Selama
proses pembelajaran daring atau online ini diberlakukan, muncul beberapa
masalah salah satunya learning loss. Learning
loss dapat diartikan sebagai
menurunnya kompetensi peserta didik akibat pembelajaran yang harus
dilaksanakan dari rumah. Sehingga, guru dituntut lebih kreatif dan memiliki
keahlian mengelola kelas lebih baik. Lalu, peserta didik dituntut harus dapat
beradaptasi dengan keadaan belajar yang serba terbatas dan berjarak dengan guru
dan teman-temannya. Sedangkan orang tua harus mampu memberikan pendampingan
ekstra pada anak-anak padahal mereka juga harus bekerja.
Setelah
guru dan peserta didik mengupayakan untuk dapat beradaptasi dengan keadaan selama
kurang lebih 2 tahun, muncullah kebijakan baru yaitu pembelajaran tatap muka
(PTM) terbatas. Kebijakan ini memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah
dengan sistem rolling atau peserta
didik secara
bergantian datang ke sekolah. Kebijakan ini membuat peserta didik dituntut untuk
kembali beradaptasi dengan sistem pendidikan yang berlaku. Hal ini terkadang
menggangu konsentrasi belajar peserta didik.
Konsentrasi
dalam belajar sangat penting bagi peserta didik agar fokus pada materi
pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Slameto (2010:86) menyatakan
konsentrasi adalah pemusatan perhatian terhadap suatu hal lainnya yang tidak
berhubungan. Konsentrasi belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata
pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perolehan hasil
belajar akan lebih baik jika belajar dilakukan dengan konsentrasi yang memadai.
Konsentrasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting yang dapat
mempengaruhi hasil belajar baik di sekolah maupun di rumah. Berikut ini
kiat-kiat meningkatkan konsentrasi belajar, antara lain:
1. Meningkatkan
suasana yang aman dan nyaman
Suasana dalam belajar merupakan hal
yang penting dalam meningkatkan konsentrasi. Upayakan dalam proses belajar kita
merasa nyaman misalnya bebas gangguan handphone,
berada diruangan yang terang dan cukup oksigen, sediakan keperluan misalnya
alat tulis dan buku. Selain itu, untuk meningkatkan semangat belajar kita juga
bisa memberi penghargaan ketika target berhasil dicapai, dan ketika mengalami
kejenuhan, kita bisa melakukan beberapa gerakan relaksasi atau mendengarkan
musik agar konsentrasi belajar bisa kembali.
2. Menjaga
kesehatan fisik dan psikis
Badan dan jiwa yang sehat menumbuhkan
rasa tenang merupakan bekal meningkatkan konsentrasi belajar. Makanan yang
bergizi, cukup tidur, dan istirahat juga membantu meningkatkan konsentrasi,
suasana hati yang tenang juga sangat penting. Oleh karena itu, jika merasa diri
mengalami masalah segeralah berupaya mencari jalan keluar terbaik, jika perlu
minta bantuan pada pihak lain, misalnya guru pembimbing dan wali kelas.
3. Mencintai
mata pelajaran dan menemukan makna
Terkadang rasa kurang senang pada
suatu mata pelajaran atau guru tertentu, juga menumbuhkan rasa malas, sehingga
perolehan belajar kurang optimal. Sehingga untuk meningkatkan konsentrasi belajar,
kita harus yakin bahwa apa yang kita pelajari hari ini akan menjadi sesuatu
yang bermakna bagi masa sekarang dan masa yang akan datang.
Penulis: Siti Rezki Hardianti
Dipublikasikan oleh Humas UKM Pramuka UNM
0 comments